Opini

SUMPAH PEMUDA DAN REFLEKSI 97 TAHUN SETELAHNYA

SUMPAH PEMUDA DAN REFLEKSI 97 TAHUN SETELAHNYA

(oleh: Kisfendy Noor Hidayadi - Staf Parhumas KPU Provinsi Jawa Tengah)

 

Kami Putra dan Putri Indonesia Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia, Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Suatu kalimat penuh magis yang tercipta 97 Tahun lalu dalam Kongres Pemuda II tepatnya pada tanggal 28 Oktober Tahun 1928. Kongres yang diketuai oleh Soegondo Djojopoespito dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) menjadi gerbang persatuan pemuda pemudi Indonesia. Pelopor terlaksananya Kongres Pemuda II ini diprakarsai oleh Perhimpunan Pelajar Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar2 Indonesia. Menelisik kembali kemasa itu, tujuan dari Kongres Pemuda II adalah satu, Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Merdeka dari keterjajahan bangsa asing dan merdeka sebagai individu. dan 17 Tahun setelah Kongres Pemuda II dilaksanakan, kemerdekaan itu akhirnya terwujud melalui usaha dari seluruh anak bangsa. 

Tepat pada Hari ini, 97 Tahun setelah Sumpah Pemuda lahir kita semua kembali mengenang dengan melakukan Upacara dan pengucapan kembali rumusan teks Sumpah Pemuda. Peringatan yang tiap tahun dilaksanakan ini sejatinya jauh dari dalam diri kami merasakan kejanggalan yang terasa. Apakah benar persatuan itu masih ada? mungkin jawabannya ada di dalam hati kita saja. Namun jika kita berkaca pada 97 Tahun lalu memang kata Persatuan mungkin bergeser maknanya saat ini. Dahulu, persatuan diagungkan untuk dapat melawan musuh bersama, yaitu penjajah. Namun saat ini, arti kata persatuan tidak dapat dimaknai hal yang sama seperti dahulu. Lebih dari itu, persatuan era saat ini dimaknai dengan bagaimana kita secara kolektif dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa untuk menjadi negara maju.

Indonesia memiliki banyak sumber daya yang dapat dieksplorasi. Indonesia merupakan negara dengan peringkat 10 besar negara penghasil Emas, Batu Bara dan Nikel terbesar di Dunia, serta memiliki cadangan Bauksit, Timah, Tembaga serta Gas Alam yang masih dapat dieksplorasi lebih lagi. Itu semua adalah sumber daya alam fosil yang kelak akan habis. Namun terdapat sumber daya lain yang masih belum dilirik untuk dimaksimalkan dengan baik, yakni Sumber Daya Manusia. Dengan jumlah populasi terbesar ke 4 di dunia, sumber daya ini belum dimaksimalkan dengan baik. Padahal sektor ini sangat penting. Kita sudah melihat banyak contoh warga negara lain di Asia seperti China dan India telah banyak warga negaranya menduduki pos pos penting di perusahaan kelas dunia. Contoh Satya Nadella yang saat ini menjabat sebagai CEO perusahaan raksasa Microsoft dan Sundar Pichai yang saat ini menjabat sebagai CEO Google, atau Zhang Yiming seorang warga negara China yang berhasil menguasai industri sosial media melalui perusahaannya TikTok. Mereka adalah salah satu contoh bukti nyata bahwa pengelolaan sumber daya manusia yang optimal dapat meningkatkan kemajuan bangsa. Sumber daya manusia yang unggul tidak dapat tercipta dengan sendirinya. Butuh proses, waktu, pengorbanan, dan dukungan kebijakan pendidikan dan penunjangnya yang tepat. Jika seluruh komponen tersebut dapat diorkestrasi secara baik dengan semangat persatuan dan kesatuan, target Indonesia emas pada tahun 2045 akan dapat terwujud. 

Refleksi peringatan sumpah pemuda 97 tahun silam harus dimaknai dengan perkembangan kebaikan bagi bangsa. Mari kita mulai dengan bersama-sama bergerak dan bersatu bertindak positif. Untuk pemuda pemudi pelajar Indonesia, baik-baiklah di sekolah dalam menuntut ilmu. Serap sebanyak-banyaknya ilmu di bangku sekolah dan aplikasikan kedalam kehidupan nyata. Bagi pemuda pemudi pekerja, bekerja keraslah dengan sungguh-sungguh dan raihlah prestasi dan buatlah inovasi dalam berkarya dan berkerja. Mengutip pesan Presiden Prabowo Subianto dalam teks pidato peringatan ke 97 hari Sumpah Pemuda Tahun 2025 bahwa kita adalah negara dan bangsa yang besar, jangan takut bermimpi besar, jangan takut gagal, kalian bukan pelengkap sejarah, karena kalian adalah penentu sejarah berikutnya. Selamat memperingati hari sumpah pemuda ke 97 Tahun 2025 Pemuda Pemudi Indoneisa. (knh)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 31 kali